Marc Cucurella: Si Bek Gondrong yang Sempat Disangka Gimmick Tapi Gak Bisa Diremehkan

Marc Cucurella itu unik. Lo ngeliat penampilannya, langsung keinget pemain punk era 2000-an: rambut kriwil, gaya main meledak-ledak, dan attitude yang meletup tiap detik. Tapi dia bukan sekadar penampilannya aja. Dia adalah bek kiri modern — bisa ngebut, bisa ngoper, dan bisa bikin chaos di lini samping lawan.

Tapi sayangnya, karier dia di Chelsea sempat kayak rollercoaster. Dibeli mahal dari Brighton, ekspektasinya tinggi, tapi performanya gak langsung klik. Fans mulai ragu, pundit mulai serang, dan publik mulai nanya: “Worth it gak sih beli Cucurella mahal-mahal?”

Nah, di sinilah cerita lengkapnya dimulai.


Awal Karier: Lulusan La Masia Tapi Baru Bersinar di Inggris

Cucurella lahir di Spanyol dan masuk akademi La Masia, tempat lahirnya banyak legenda Barcelona. Tapi kayak banyak talenta muda lain, dia kesulitan nembus tim utama. Akhirnya, dia pindah ke Eibar, lalu ke Getafe, dan mulai dapet menit main rutin di La Liga.

Di Getafe, gaya main dia mulai kebentuk. Dia bukan bek yang diem di garis belakang. Dia aktif naik-turun, punya tenaga gede, dan berani bawa bola. Performanya konsisten, dan Brighton dari Inggris dateng sebagai klub yang ngasih dia panggung lebih gede.


Bersinar di Brighton: Cuma Butuh Satu Musim Buat Naik Kelas

Di Brighton, Cucurella langsung nyala. Di bawah Graham Potter, dia jadi bagian penting dari sistem tiga bek, di mana dia main sebagai wingback atau kadang left center back. Di musim 2021/22, dia jadi salah satu bek terbaik Premier League. Umpan tajam, stamina gak habis-habis, dan kontribusi defensifnya solid.

Orang mulai sadar, ini bukan sekadar pemain flair. Ini bek kiri komplet yang bisa dipakai di banyak sistem. Dan di sinilah Chelsea masuk dengan tawaran gede: sekitar £62 juta. Itu angka gila buat fullback. Tapi hype Cucurella saat itu setinggi langit.


Pindah ke Chelsea: Ekspektasi Besar, Realita Pahit

Begitu resmi pindah ke Chelsea, semua langsung berekspektasi tinggi. Tapi sayangnya, musim pertamanya penuh masalah. Chelsea lagi dalam masa transisi, pelatih ganti-ganti, formasi gak jelas, dan chemistry tim amburadul. Cucurella kadang dimainin sebagai bek kiri, kadang bek tengah kiri, kadang malah gak main sama sekali.

Fans mulai frustrasi. Beberapa performa dia dianggap lambat ambil keputusan, umpan gak tepat sasaran, dan kontribusinya di sepertiga akhir minim. Bahkan sempat ada momen dia jadi kambing hitam pas Chelsea kalah.

Tapi buat yang jeli, mereka tahu ini bukan soal skill. Ini soal konteks. Cucurella lagi main di tim yang belum punya identitas jelas. Gak ada stabilitas taktik, dan dia dilempar ke posisi yang bukan spesialisnya tiap pekan.


Gaya Main: Fullback Modern yang High-Energy dan Taktikal

Cucurella bukan tipe fullback yang kerjaannya cuma overlap dan crossing. Dia punya naluri taktik tinggi. Lo bisa liat positioning dia waktu build-up — dia bisa geser ke tengah buat bantu overload lini tengah. Dia juga bisa tracking back dengan cepat, dan punya intensitas tinggi buat pressing lawan.

Hal khas dari Cucurella:

  • Stamina luar biasa, sanggup main 90 menit nonstop dengan intensitas tinggi
  • Distribusi bola yang agresif, sering nyoba umpan vertikal atau diagonal
  • Sering masuk ke half-space, gak cuma mentok di pinggir
  • Pressing cerdas, jarang asal maju tanpa cover
  • Punya naluri bertahan yang lumayan under-rated

Tapi kelemahan dia juga jelas: decision-making di momen-momen krusial kadang kurang matang. Crossing dia gak selalu akurat, dan di posisi defensif satu lawan satu, dia bisa kalah kalau lawan punya fisik lebih kuat.


Musim 2023/24: Bangkit dan Buktikan Diri

Masuk musim berikutnya, terutama di era Mauricio Pochettino, Cucurella mulai dapet tempat lagi. Apalagi pas banyak fullback cedera, dia dipasang lagi sebagai starter dan tampil lebih tenang, lebih fokus, dan lebih efektif. Lo bisa liat dia udah mulai ngerti tempo Premier League. Dia gak maksa naik terus, tapi tahu kapan harus stay dan kapan bantu build-up.

Beberapa laga penting, dia tampil solid. Bahkan lawan tim besar, dia berani duel langsung dan gak gampang panik. Ini sinyal positif bahwa Cucurella bukan flop — dia cuma butuh waktu adaptasi dan sistem yang stabil.


Mentalitas: Gak Gampang Down dan Selalu Kasih 100 Persen

Satu hal yang bikin Cucurella tetap dihargai pelatih adalah work rate dan attitude-nya. Dia gak pernah setengah-setengah di lapangan. Bahkan pas performa dia diserang fans, dia tetap fight tiap laga. Gak cari drama, gak lempar tanggung jawab.

Dan sekarang, dengan menit main lebih stabil, lo bisa liat kepercayaan dirinya mulai balik. Dia udah gak ragu buat eksplorasi sisi kiri, bantu progresi bola, dan tetap jaga intensitas bertahan.


Kesimpulan: Marc Cucurella, Bek Kiri Energik yang Siap Rebut Respek Kembali

Marc Cucurella bukan pembelian gagal. Dia cuma salah timing masuk ke tim yang lagi chaos. Tapi sekarang, pelan-pelan, dia buktiin kalau dia masih punya kualitas buat bersaing di level atas. Dia bukan fullback biasa — dia paham taktik, kerja keras, dan bisa jadi elemen penting dalam sistem yang cocok.

Kalau Chelsea bisa konsisten dan pelatih bisa maksimalkan kekuatan dia, Cucurella bakal jadi aset, bukan beban. Dan yang jelas, dia udah buktiin satu hal penting: lo boleh diragukan, tapi kalau kerja keras dan fokus, lo selalu bisa balikin narasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *